Dunia sepak bola dan penggemar olah raga tersebut di seluruh dunia hari Kamis (30/12) berduka atas meninggalnya legenda sepak bola asal Brazil, Pele. Pemain sepak bola yang meninggal dalam usia 82 tahun itu melejit ke panggung dunia sebagai remaja pencetak gol yang membawa tim nasionalnya meraih Piala Dunia tiga kali, suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dianggap banyak kalangan sebagai salah seorang pemain sepak bola terhebat sepanjang masa, Pele tampil memukau di panggung Piala Dunia bagi Brasil dan dalam pertandingan antarklub serta tur internasional bersama dengan timnya, Santos, sebelum membantu membangkitkan kegembiraan akan olah raga ini di AS pada akhir kariernya bersama dengan klub New York Cosmos.

Jonathan Perez, warga New York berusia 23 tahun, mengatakan, “Saya tumbuh besar dengan bermain sepak bola dan saya pikir pemain pertama yang saya tahu adalah legenda Brasil ini. Ia mengubah lanskap permainan.

Maksud saya, ia membuatnya menjadi seperti sekarang. Kita kemudian punya pemain-pemain seperti Ronaldo, Messi, yang tak peduli sejauh apa pun pencapaian mereka, kapan pun mereka berhasil, mereka selalu dibandingkan dengan Pele. Jadi ia benar-benar legenda sepak bola. Sedih sekali ia meninggal.”

Klub New York Cosmos dalam sebuah pernyataan mengemukakan, “Pele membantu mengubah lanskap olah raga sepak bola di Amerika.”

Amir Russain, seniman yang bermukim di New York, mengatakan ia sedih mendengar kabar meninggalnya Pele yang memang sudah diperkirakan banyak orang. Tetapi ia merasa sangat sedih karena tidak punya kesempatan untuk bertemu dengannya, atau melihatnya sewaktu hidup.

Setelah berhenti bermain secara profesional, Pele menjadi menteri olah raga Brasil dan Organisasi Pendidikan, Sains dan Budaya PBB UNESCO mengangkatnya sebagai Kampiun Olah Raga UNESCO atas apa yang disebutnya sebagai “komitmen luar biasa untuk memajukan olah raga dan membantu anak-anak yang kurang beruntung.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini