PrameswaraFM – Kesehatan hewan adalah fondasi vital bagi kesehatan manusia (konsep One Health), dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan menunjukkan komitmen serius untuk mewujudkan hal itu. Memanfaatkan momentum Bulan Bakti Peternakan dan Hari Rabies Sedunia (World Rabies Day) 2025, Pemkab Lamongan menggenjot program edukasi dan vaksinasi massal seperti dikutip dari beritajatim.com. Inisiatif ini bukan sekadar agenda tahunan, melainkan sebuah strategi komprehensif untuk melindungi aset peternakan daerah sekaligus mencegah penyebaran rabies.
Program ini memicu pertanyaan kritis: mengapa pendekatan edukasi dan kesehatan hewan menjadi kunci utama penanggulangan rabies, dan bagaimana sektor peternakan dapat berkontribusi pada kesehatan publik secara menyeluruh?
Rabies: Ancaman Kemanusiaan yang Harus Dieliminasi
Rabies atau penyakit anjing gila, adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus dan menyerang sistem saraf pusat. Penyakit ini memiliki tingkat kematian hampir 100% jika gejala sudah muncul, namun 100% dapat dicegah melalui vaksinasi rabies yang tepat waktu. Indonesia, termasuk Jawa Timur, masih berjuang keras menuju status bebas rabies.
- Faktor Risiko di Lamongan: Lamongan, dengan sektor peternakan yang kuat dan populasi hewan peliharaan yang signifikan, memiliki risiko penularan yang selalu ada. Hewan penular rabies (HPR) utama adalah anjing, kucing, dan kera.
- Tujuan Eliminasi: Peringatan World Rabies Day (setiap 28 September) adalah momentum global untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi nyata. Program edukasi Lamongan berfokus pada pentingnya vaksinasi HPR dan penanganan luka gigitan yang benar (seperti segera mencuci luka dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit).
Bulan Bakti Peternakan: Menjaga Aset Ekonomi dan Pangan
Program Bulan Bakti Peternakan menunjukkan bahwa kesehatan hewan di Lamongan dilihat sebagai investasi ekonomi. Sektor peternakan, yang meliputi kambing, sapi, ayam, dan berbagai HPR, adalah bagian penting dari ketahanan pangan dan ekonomi Lamongan.
Aksi yang digencarkan Pemkab Lamongan, melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, kemungkinan meliputi:
- Vaksinasi Massal: Selain rabies, Pemkab juga mengintensifkan vaksinasi terhadap penyakit ternak menular lainnya (misalnya Penyakit Mulut dan Kuku/PMK pada sapi) untuk menjaga populasi ternak tetap sehat.
- Edukasi Peternak: Memberikan penyuluhan tentang sanitasi kandang, pakan yang layak, dan identifikasi penyakit ternak.
- Penguatan Data: Melakukan pendataan populasi HPR secara akurat untuk memastikan cakupan vaksinasi rabies mencapai target ideal (minimal 70% dari populasi HPR).
Ketua Dinas Peternakan Lamongan (atau pejabat terkait) menekankan bahwa edukasi adalah kunci. Mengubah perilaku masyarakat dan meningkatkan kesadaran tentang kesehatan hewan adalah langkah preventif paling efektif.
Strategi One Health: Sinergi Kesehatan Hewan dan Manusia
Kasus rabies adalah contoh sempurna di mana kesehatan manusia (human health) dan kesehatan hewan (animal health) tidak dapat dipisahkan. Konsep One Health menuntut sinergi antara Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, dan otoritas lingkungan.
Pentingnya sinergi ini:
- Pelaporan Cepat: Petugas Peternakan harus cepat melaporkan gigitan HPR kepada Dinkes, dan Dinkes harus segera memberikan Vaksin Anti Rabies (VAR) kepada korban.
- Investigasi Terpadu: Investigasi terhadap hewan yang menggigit harus dilakukan secara terpadu oleh kedua dinas.
Dengan mengintegrasikan kedua momen ini—Bulan Bakti Peternakan dan World Rabies Day—Lamongan menunjukkan komitmen untuk membangun sistem kesehatan yang kokoh, melindungi warganya dari penyakit menular, dan menjaga keberlanjutan sektor peternakan daerah. (RFF)



