Angka stunting di Kota Solo disebut sebagai yang tertinggi kedua di Jawa Tengah. Meski demikian, Pemkot Solo tetap menetapkan target zero stunting pada 2024.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemkot Solo, dimulai dengan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Kartu Sembako/BNPT.
Di mana penerima manfaat akan mendapatkan akses makanan bergizi dan ketahanan pangan keluarga. Kriteria penerima bantuan dari program ini yaitu ibu hamil atau menyusui dan anak berusia 0-6 tahun.
Masih dalam upaya penanganan stunting, Pemkot Solo melalui Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) di bawah binaan Selvi Ananda Gibran Rakabuming Rakan juga aktif menjalin kerja sama dengan pihak swasta.
Terutama dalam penyediaan alat ukur antropometri yang berfungsi untuk menilai ukuran, proporsi, dan komposisi tubuh anak.
Kepala Tim Creative PT Solo Abadi Indonesia Muhammad Taufan mengatakan, selama ini pihaknya intens berkomunikasi dengan TP PKK Kota Solo.
“Dari komunikasi ini diketahui TP PKK mengalami kendala kurangnya persediaan alat ukur antropometri yang berkualitas hingga rendahnya pengetahuan para kader posyandu tentang cara pengukuran yang benar,” tutur Taufan.
Merespons persoalan ini, PT Solo Abadi Indonesia selaku produsen antropometri kit di Indonesia, memberikan bantuan antropometri kit kepada TP PKK Kota Solo, yang kemudian didistribusikan ke berbagai posyandu.
Selain itu, Solo Abadi Indonesia juga berkomitmen membantu edukasi kepada masyarakat akan pentingnya melakukan pengukuran perkembangan anak demi menciptakan data yang valid sebagai upaya stunting.
Salah satunya dengan menggelar pengukuran gratis bagi bayi dan balita saat car free day (CFD) di Jalan Slamet Riyadi Solo pada Minggu (15/1).
“Kurang lebih 200 bayi dan balita di Kota Solo mengikuti kegiatan ini. Memang harus disadari bahwa permasalahan stunting adalah masalah kita bersama. Jadi kami berkolaborasi dengan berbagai institusi hingga masyarakat,” papar Taufan.
Antusiasme masyarakat juga terlihat dari banyaknya peserta yang aktif menanyakan soal alat ukur antropometri atau antropometri kit.
“Menurut pengakuan beberapa orang, antropometri kit yang sesuai standar Kementerian Kesehatan belum dapat ditemukan di masing-masing posyandu tempat mereka tinggal,” ungkapnya.
Sebagai informasi, PT Solo Abadi Indonesia merupakan produsen alat ukur antropometri terbesar di Indonesia. Taufan mengatakan, Solo Abadi Indonesia juga telah dipercaya Kementerian Kesehatan dalam pilot project antropometri kit dengan mendistribusikan stadiometer portable ke 14 kabupaten di Indonesia.
“Kami berharap dapat dilibatkan sebagai mitra dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting. Karena kami percaya penanganan stunting adalah tanggung jawab bersama,” pungkas Taufan.