Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi keberadaan zona patahan aktif yang selama ini belum terpetakan. Zona patahan aktif itu disebut sebagai pembangkit gempa bumi bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin, 21 November 2022 lalu.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan teridentifikasinya zona patahan aktif yang diberi nama patahan aktif Cugenang itu penting untuk dihindari dalam rekonstruksi kembali hunian masyarakat pascagempa.

“Zona patahan itu harus dikosongkan, jadi kalau membangun kembali, belum tahu patahannya ada di mana, dikhawatirkan zona yang patah atau bergeser itu akan dibangun kembali dan kurang lebih 20 tahun kemudian akan runtuh lagi,” kata Dwikorita Karnawati dalam konferensi Pers di Kanal YouTube Info BMKG, Kamis (8/12).

Zona patahan aktif Cugenang diidentifikasi berdasarkan sebaran mekanisme pergerakan patahan (focal mechanism) dan gempa-gempa susulan, retakan permukaan tanah, sebaran kerusakan bangunan dan titik longsor karena gempa dan kelurusan morfologi. Patahan itu memiliki panjang 8 kilometer dengan arah barat laut – tenggara.

“Jadi di Indonesia ini sudah teridentifikasi 295 patahan aktif, namun patahan Cugenang ini belum termasuk yang teridentifikasi. Jadi ini yang baru saja ditemukan atau teridentifikasi,”lanjut Dwikorita.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini